widgets

Jumat, 29 Mei 2015

Elysia Chlorotica (Siput Yang Dapat Berfotosintesis)



Selama ini kita telah memahami bahwa organisme autotrof yang mampu menyusun bahan organik melalui proses fotosintesis adalah tumbuhan. Hewan dan manusia hidup secara heterotrof sehingga tidak bisa melakukan proses tersebut. Karena itu hewan dan manusia mengambil bahan organik untuk makanan dari tumbuhan.



Tampaknya konsep tersebut tidak berlaku bagi hewan yang termasuk siput laut (Elysia chlorotica), karena meskipun termasuk hewan ternyata dia memiliki klorofil yang bisa digunakan untuk melakukan fotosintesis. Inilah hewan bersel banyak yang mampu berfotosintesis!










Elysia chlorotica










Elysia chlorotica



Tubuh siput itu secara alamiah berbentuk mirip lembaran daun dengan permukaan yang lebar. Ini sangat efektif untuk menangkap lebih banyak cahaya yang diperlukan dalam fotosintesis.


Sydney Pierce, pakar biologi dari Universitas South Florida di Tampa yang telah mempelajari mahluk unik tersebut selama 20 tahun mengatakan bahwa siput laut ini tinggal di rawa-rawa air asin di New England, Kanada. Diduga, hewan tersebut "mencuri" gen untuk menghasilkan pigmen hijau (klorofil) atau kloroplas dan dipakai untuk melakukan fotosintesis. Dengan cara ini ia mampu memanfaatkan cahaya matahari untuk membentuk bahan organik sebagai sumber makanan, sehingga hewan ini tak perlu makan untuk mendapatkan energi. Persis seperti tumbuhan.


Pierce mengumpulkan sejumlah hewan tersebut dan menyimpannya di akuarium selama berbulan-bulan. Asal diberi cahaya selama 12 jam sehari, mereka bisa bertahan hidup tanpa makan! Wow!


Untuk mengetahui apakah siput ini benar-benar membentuk klorofil sendiri, para peneliti menggunakan pelacak radioaktif untuk memastikan bahwa siput-siput ini benar-benar menghasilkan klorofil, dan bukan ‘mencurinya’ dari pigmen klorofil alga. Ternyata, siput-siput ini mampu mengintegrasikan materi genetika dengan sangat sempurna sehingga sifat ini bisa diturunkan pada generasi selanjutnya.


Anak-anak siput yang sudah "mencuri" gen juga bisa menghasilkan klorofil sendiri, walaupun mereka tak bisa berfotosintesis sebelum mereka makan cukup alga hingga bisa "mencuri" banyak kloroplas.






Kamis, 28 Mei 2015

LOGO TUTWURI HANDAYANI



Pencetus semboyan TUTWURI HANDAYANI ialah Ki Hajar dewantoro ( Raden Soewardi Soerjaningrat ). 
Yang memiliki makna dari bahasa jawa yakni ;

"Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani " 
Dengan artian ;
" Ing ngarso sung tulodho "
'Ing Ngarso' arti dari 'Di Depan'
'Sung Tulodho' arti dari 'Sebagai Contoh atau panutan'

Dengan maksud artian ; "Seorang Guru di depan adalah sebagai contoh atau panutan".

Sedangkan artian Guru sendiri penggalan dari "Gugu lan di Tiru" dengan artian "Sebagai panutan dan di tiru".
" Ing madyo mangun karso "
'Ing Madyo' arti dari 'Di Tengah'   
'Mangun Karso ' arti dari 'Sebagai pelopor atau pemra Karsa '

Dengan maksud artian ; " Bertindak sebagai guru di tengah sebagai pelopor mencetuskan ide kepada murid-muridya".
" Tutwuri handayani " 
"Tut wuri " artian makna " Dari belakang "
"Handayani " artian makna " Berupaya penuh memberi dorongan dan arahan"

Dengan maksud artian ; " Sebagai seorang guru dari belakang berupaya penuh memberikan dorongan dan arahan kepada muridnya ".

Profile mengenai Ki hajar dewantara sendiri bisa dilihat di Wikipedia.

Sedangkan makna dari logo itu sendiri yakni ;


BIDANG SEGI LIMA (Biru Muda) menggambarkan alam kehidupan Pancasila.
SEMBOYAN TUT WURI HANDAYANI digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan system pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
BELENCONG MENYALA BERMOTIF GARUDA belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: “Satu kata dengan perbuatan Pancasilais”.
BUKU merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
WARNA putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih.Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup pancasila).